Jum'at (8/5) Dirumah Masing-Masing Pengurus Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nadhlatul Ulama (IPPNU) Tambun Selatan.
Mengadakan "Literasi online" Melalui live di Instagram @pelajar_nu_tamsel.
Literasi online ini Dimentori Adelia Adilah, Selaku Narasumber. Rekanita Adel sendiri salah satu Anggota PAC IPPNU Tambun Selatan sebagai Departemen Dakwah.
Literasi online ini sangat berguna bagi Masyarakat, terutama sekali DiBulan Ramadhan yg penuh Berkah ini sambil Menunggu Adzan Maghrib kita bisa Melihat, Mendengar dan Menyadari "Biografi imam Syafi'i" yang dibawakan Rekanita Adelia Adilah.
Kebanyakan kita berfikir seperti ini "Saya Sunni, Saya Syafi'i tapi, kita tidak tau imam Mazhab kita, Imam Syafi'i kita siapa?" Mengenal Nasab Imam Syafi'i Keturunan Bani Hasyim, kita lihat Nasabnya Rasullullah. Yaitu Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Muthalib Bin Hasyim Bin Abdi Manaf, bertemu Nasabnya Imam Syafi'i.
Imam Syafi'i itu Hafal Al-Qur'an Sejak Usia 7 tahun dan Hafal Kitab Al-Muatho karyanya Imam Malik itu Usia 10 Tahun.
"Apa boleh menggunakan 2 pemikiran dalam 4 Imam tersebut?" Kata Rekan Arkan.
"Kalau Dicampur Mazhab, itu tidak boleh. Jadi kita ikutin Imam Syafi'i saja toh, Imam Syafi'i juga sudah mencakup semua Imam Mazhab. Beliau juga Metodenya sudah Campuran dari Fiqih Hadi dan Fiqih Ro'yu. Jadi, Lebih baik Kita Mengikuti Mazhab Imam Syafi'i saja. Takutnya Timbul Kekeliruan dalam masalah Agama." kata Adelia Adilah.
"Apakah Mungkin Zaman Sekarang ada Orang yang Mengeluarkan Fatwa yang berhubungan. Sama Hukum Fiqih Seperti Imam Mazhab?" Kata Rekan Alfath.
"Boleh saja, jadi ijtihad itu berlaku sampai Akhir Zaman. Kalau keilmuannya Sudah tinggi terus pemikirannya sudah bagus dan setingkat dengan Imam Syafi'i itu boleh saja berfatwa, Asalkan ia mencapai tingkatan derajat keilmuan yang tinggi dan jangan Macam-Macam dengan Fatwa itu." Kata Adelia Adilah.
Perjalanan Imam Syafi'i Di Madinah karena Imam Syafi'i itu merasa dirinya harus menuntut Ilmu lagi, makadari itu ia disuruh ibunya untuk pergi ke Makkah dan belajar Ilmu Sastra. Pada saat itu Orang-orang Golongan Arab itu Pelafalan Bahasa Arabnya itu banyak yang salah karena seringnya berinteraksi dengan orang-orang Non Arab. Di dusun itulah Imam Syafi'i Belajar Sastra Arab Di Dusun Bani Khuzail.
Imam Syafi'i itu jago sekali dengan Menunggang Kuda dan Memanah. Imam Syafi'i juga bukan hanya Bagus diAkademik tapi Non Akademik nya juga Imam Syafi'i jago. Jadi, kalau kita teladani dari diri kita sendiri bahwa kita juga harus bisa secara Akademik Maupun Non Akademik seperti Imam Syafi'i.
Imam Syafi'i ini terkenal Sebagai Orang Penyair dan Waktu itu ia di tanya oleh Pamannya : Wahai Abu Abdullah, Aku sangat menyayangkan Jika kefasihan Bahasa dan Kecerdasan Kamu ini Tidak disertai Ilmu Fiqih kau akan memimpin semua generasi Zaman Mu dan Generasi Zaman dapat di pimpin dengan Fiqih.
Akhirnya dari Makkah Imam Syafi'i pindah ke Madinah dan di Madinah itu beliau bertemu dengan Imam Malik.
Syair Imam Syafi'i tentang menuntut ilmu
ما في المُقامِ لذي عقلٍ وذي أدبٍ
مِنْ رَاحَة ٍ فَدعِ الأَوْطَانَ واغْتَرِب
“Berdiam diri, stagnan, dan menetap di tempat mukim, sejatinya bukanlah peristirahatan bagi mereka pemilik akal dan adab, maka berkelanalah, tinggalkan negerimu (demi menuntut ilmu dan kemuliaan)
Subhanallah tabarakallah
ReplyDeleteWalhamdulillah
DeleteAllahuakbar
ReplyDelete